Akhirnya, diga memiliki inisiatif untuk membuka percakapan pada pagi hari itu.
Diga : Selamat pagi Niva !
Niva : Selamat pagi Diga !
Diga : Udah beres kemaren ?
Niva : Udah
Diga : Lagi apa ?
Niva : Baru bangun aja, kamu ?
Diga : Sama hehe. Hari ini mau kemana ?
Niva : Gatau
Diga : Eh gimana rapotnya kemaren ?
Niva : Lumayan
Diga : Bagus ?
Niva : Iya
Diga : Oh yaudah
Entah kenapa pagi itu membuat suasana kamar diga mencekam. Diga yang baru bangun tidur langsung diselimuti oleh beribu-ribu tanda tanya. Diga tidak mengetahui apa yang terjadi kepada dia dan niva. Apakah ini ulah provider ? Mungkin ngga.
Lalu setelah matahari berada diatas, diga mengucapkan salam lagi kepada niva.
Diga : Hai !
Niva : Hai
Diga : Kamu kenapa ?
Niva : Engga
Diga : Ada masalah ya ?
Niva : Ngga, emang kenapa ?
Diga : Asa beda aja
Niva : Beda gimana ? engga ah
Diga : Ya beda aja
Niva : Beda gimana ? Prasaan emang kaya gini tiap hari juga
Diga : Cerita atuh
Niva : Cerita apa ? gaada yg perlu diceritain
Diga : Kenapasih ?
Niva : Ngga kenapanapa diga
Diga : Niva
Niva : Apa ?
Diga : Kamu kenapa
Niva : Gpp
Diga : Aku ada salah ya ?
Niva : Ngga
Diga : Kenapa atuh ?
Niva : Gpp
Diga : Yaudah deh maaf ya kalo ada salah. Makasih
Semenjak itu, niva ngga pernah bales sms diga lagi. Dan diga pun gamau mencampuri kehidupan niva lagi. Diga kembali merasa kecewa yang sangat dalam. Dalam beberapa hari, ia sangat kecewa tentang kehidupannya sendiri. Dua orang yang sedang dekat dengan dia, pergi tanpa meninggalkan alasan yang jelas. Diga ngga tau apa yang sebenernya terjadi. Diga ngga pengen semua ini terjadi. Diga mencoba memperbaiki komunikasi diantara mereka berdua. Namun hasilnya nihil. Apa yang diga lakukan, diga tidak mendapatkan apapun.
Sebenarnya apa yang terjadi ? Diga tidak tau apa-apa. Apakah memang ini jalan kehidupan dia ? Dia tidak akan pernah mendapatkan kebahagian yang selalu dimimpikannnya.
Diga ngga tau harus melakukan apa lagi. Semuanya sudah terlanjur membuat dia sangat amat kecewa. Dia kecewa kepada dunia tempat ia hidup, ia kecewa terhadap jalan cerita kehidupannya. Di kecewa terhadap apa yang telah selama ini terjadi pada dirinya. Tidak pernah merasa bangga atas suatu pencapaian. Tidak pernah merasa senang atas apapu yang pernah terjadi. Senyum yang diga berikan kepada teman-temannya, adit, reno, dokar, dan tria semata-mata hanya untuk menutupi perasaannya supaya tidak ada orang lain yang tau akan apa yang selama ini terjadi pada kehidupan diga. Diga tidak mempunyai siapa-siapa untuk bercerita. Satu-satunya yang ia punya hanyalah halaman blog miliknya. Semua ia ceritakan disitu. Semua tentang perjalanan hidupnya, apa saja yang telah menimpanya, semua yang diga rasakan, sampai semua karya yang diga buat untuk menutupi semua air mata yang seharusnya sudah keluar semenjak dahulu.
Diga membuat sebuah cerita berjudul Mereka dan Sesuatu Tentang Waktu dimana dia menceritakan semua perasaan dan pandangannya terhadap dunia ini. Mereka adalah orang-orang yang berada disekitar diga, disekitar kehidupannya yang selalu diikuti masalah. Sesuatu Tentang Waktu adalah jalan cerita yang disampaikan diga, dari awal dia mulai mendapatkan sebuah kebahagiaan, sampai akhirnya dia harus menelan semua kepahitan akan ketidakadilan dunia terhadap dirinya. Diga terus berkhayal, bila suatu saat nanti dia bisa menjadi seorang penemu, hal yang pertama kali akan dia ciptakan adalah mesin untuk mengulang kejadian masa lalu, atau bisa disebut Sebuah Mesin Waktu. Namun karena dia tidak tahu harus berbuat apa, dia lebih memilih untuk merealisasikan apa yang ia rasakan, semua amarahnya kedalam lagu-lagu yang akan ia ciptakan. Setiap lagu yang ia ciptakan adalah perjalannya dari awal ia merasakan kebahagiaan sampai apa yang dia dapatkan saa ini. Lagu-lagu itu akan menghiasi kehidupannya dan melengkapi cerita yang selama ini menjadi bahan tulisan untuk diga.
Diga bekata didialam sebuah tulisannya "Two had disappeared in the same time and I didn't wish them to come back.They just give an empty jar then they left it in front of me, on the table of hope. Beside them, far far away before them, same things happened. Always happened. Until I didn't want to recognized the person who was brought the jar".
Diga merasa tidak pernah cukup dalam menulis apapun. Selalu saja ada hal yang membuatnya untuk menulis. Sekalipun ia sudah mengutarakan semua amarah dan perasaannya, masih saja tidak membuat diga puas. "Ketika datang satu orang, seiring bertambahnya detik hari demi hari muncul satu orang lagi. Dua orang tersebut berjalan seiring pergantian matahari dengan bulan. Lalu suatu ketika datang satu orang lagi. Tiga orang ini lama-lama saling berada di jalannya masing-masing. Satu orang hilang. Satu orang pun ikut menghilang, tapi tetap tertahan oleh pertahanan terakhir. Tetap hilang. Dan yang paling terakhir, menggantikan orang sebelumnya namun sedikit demi sedikit, menghilang" kata diga.
Ketika amarahnya sedang memuncak, diga menulis "Enough for all of this shit !! Every person just like a boss who controlling my life. They come, and then they go. HELLOGOODBYE. Without any reason why, they should create a crew consist of every person who doesn't want to share what were they do before they left. And I should create my own army to show how serious am I when I asking why"
Let Injustice Rule The World, And Stay That Way.
Selama ini diga selalu bisa membuat tulisan yang
menyemangati teman-temannya. Namun diga tidak bisa menyemangati dirinya
sendiri. Entah mengapa. Dan diga pun tidak tahu harus bagaimana, melakukan apa.
Yang bisa ia lakukan hanyalah menulis, karena dengan menulis diga bisa
mengeluarkan apa yang ia rasakan.
Berikutnya masih akan ada bab - bab selanjutnya dan terusan dari cerita ini. Untuk sementara cukup sampai disini dulu cerita Mereka dan Sesuatu Tentang Waktu.
Terimakasih untuk semua yang sudah membaca.
Setelah ini, masih akan ada cerita mengenai kelanjutan kehidupan Alditya Diga Prixla.
(bersambung....)